Sabtu, 07 Maret 2020

CARU RSI GANA Olih: Ida Sinuhun Siwa Putri Parama Daksa Manuaba

CARU RSI GANA
Olih: Ida Sinuhun Siwa Putri Parama Daksa Manuaba
Ngeruwat Durga Dewi dengan Caru Rsi Gana

Kata Rsi Gana berasal dari dua suku kata, yakni Rsi dan Gana.

Rsi artinya pendeta yang sudah melakukan dwijati atau sudah mediksa.

Di India, istilah untuk menyebutkan para dwijati ialah Rsi maupun Bhagawan, yang sama-sama memiliki arti ‘beliau yang mulia’.

Dalam teks Brahmasutra, kata Rsi itu artinya ‘mantra drstarah iti rsih’ atau mantra drstarah yang melihat mantra itu, yang menerima wahyu itu dari Tuhan, dan menjalani wahyu itu.

Jadi secara umum, Rsi merupakan orang yang menerima pengetahuan suci dari Tuhan.

Sementara Gana, artinya hitungan atau kebijaksanaan.

Maka konsep Rsi Gana itu adalah, bagaimana orang melakukan sesuatu dengan penuh kebijaksanaan, berdasarkan wahyu Tuhan.

Namun ketika kita masuk ke dalam konsep Purana, maka Rsi Gana merupakan perwujudan Dewa Ganesha.

Nah, kalau beberapa sumber kita telisik, bahwa Gana itu mendapatkan baptis oleh ayahandanya, Dewa Siwa, menjadi Rsi Gana.

Tujuan Dewa Siwa memberikan tugas itu pada Dewa Ganesha adalah dalam rangka melaksanakan tugas untuk meruwat ibunya, Dewi Uma, yang telah mengalami proses degradasi.


Caru Rsi Gana ini digunakan bila didalam satu pekarangan mengalami:

#Salah satu keluarga mengalami salah 
  pati atau ngulah pati
#Salah satu bangunan disambar petir
#Kemasukan orang gila
#Bangunannya kejatuhan pohon besar 
   hingga cacat
#Kebanjiran atau dihanyutkan banjir besar
#Menjadi tempat orang mengamuk, 
   perang, berkelahi
#Kebakaran, Kemasukan binatang besar 
   Kemasukan bhuta kala
#Suasana keluarga memanas dan keruh
#Perubahan Sukat Pelinggih

#Rsi Ghana Alit
Tata cara :
Nanceb sanggah tuttwan Upakaranya terdiri dari : suci, rantasan, uang sesari 1700 Pada depan natar atau halamannya merajah Padma astadala sebagai tempat 
Caru Rsi Ghana Didahului dengan membuat lubang ditanah lalu ditaburi tepung untuk membuat rerajahan Padma AstaDala Gambar rerajahan dasa aksara :

Pada arah timur aksara sucinya Sa 
Pada arah selatan aksara sucinya Ba
Pada arah barat aksara sucinya Ta
Pada arah utara aksara sucinya A
Pada arah tenggara aksara sucinya Na
Pada arah barat daya aksara sucinya Ma
Pada arah barat laut aksara sucinya Si
Pada arah timur laut aksara sucinya Wa
Di madya atau tengah-tengah aksara sucinya Ya

#Tetandingan Rsi Ghana
Alasnya menggunakan tamas agak besar berisi nasi pangkonan 9 bh dialasi plawa/daun nagasari yang masing-masing berisi rerajahan aksara suci, sebagai berikut : -

Plawa di timur dirajah Ong
Plawa di selatan dirajah Ang
Plawa di barat dirajah Reng
Plawa di utara dirajah Si
Plawa di tenggara dirajah Ga
Plawa di barat daya dirajah Na
Plawa di barat laut dirajah Ba
Plawa di timur laut dirajah Wa
Plawa di tengah dirajah Ma

Lalu pada masing-masing nasi pengkonan ditancapi setangkai bunga teratai dan diberi ulam seekor itik/bebek putih yang diolah selengkapnya tanpa memakai sate/jajatah 

Caru pada halaman/natar memakai caru Panca Sata Malayang-layang dengan masing-masing dialasi kelabang maikuh sesuai dengan urip dan warna pengider-ider Kelengkapan caru lainnya yaitu : sesayut pengambyan, pangulapan, prayascita luwih, tumpeng agung maulam guling itik putih, daksina, dan kelimanya memakai uang sasari 5555, sebuah pane anyar berisi nasi ketengan sesuai jumlah urip pancawara Nasi pujungan masing-masing 1 bh.

Khusus untuk caru yang ditengah, dilengkapi suci 1 soroh, sesayut durmenggala, panca kelud, peminyak kala, pemangguh pamali 

Di sanggah Kemulan terdiri atas : suci 1 soroh selengkapnyaUntuk pemimpin upacara : suci 1 sorog, penglukatan, peras lis, tatimpug yang nantinya jika sudah selesai upavcara harus ditananm di natar/halaman merajan

Kepada yang ngerajah natar, upakaranya berupa daksina dengan sesari 125 Kepada yang negrajah daun plawa/nagasari diberi daksina dengan sesari 77

#RSI GHANA MADYA
Kegunaannya untuk pamarisudhaning karang panas dan sanggar atau tempat suci seperti Pura Kahyangan Tiga, Panggulan/empelan, tegalan serta sawah 

Tata cara pengaturan :

Mendirikan sanggar tutwan memakai penjor tiying gading berisi 2 kober rerajahan Ghana membawa bajra dan satu lagi Ghana membawa Gada, dilengkapi dengan daun beringin satu cabang ditempatkan diarah timur laut serta daunnya yang merajah Cakra ditempatkan didepan sanggar tuttwan. Upakaranya : suci 2 soroh lengkap, tumpeng adanan, peras, daksina berisi sesari 1700, canang lengawangi buratwangi.
Pada natar atau halaman merajah padma asta dala, aksara suci rerajahannya : 
Selanjutnya diletakkan caru Rsi Ghana berupa sega atau nasi pangkonan 9 buah dialasi tamas yang besar. Pada masing-masing nasi pangkonan dialasi daun nagasari marajah aksara suci : Pada nasi masing-masing ditancapi bunga tunjung dengan ulamnya memakai seekor itik diolah lengkap tanpa sate/jajatah.
Carunya menggunakan Caru Panca Sata ayam melayang-layang winangun urip dialasi sengkwi. (sama dengan susunan caru panca sata seperti diterangkan diatas) Upakaranya terdiri dari : tumpeng adandanan ditengah daksina gede berisi sesari 500, masing-masing dilengkapi dengan bayuhan, peras, penyeneng, sesayut pengambean. Untuk sanggah cucuk yang ditengah disertai suci 1 soroh, gelar sanga, nasi segau, tepung tawar, lis bebuu, tebasan prayascita luwih, durmenggala, prayascita, sebuah pane anyar, kukusan, dangdang, sibuh pepek, tatimpug, sujang masing-masing 4 bh dan pada sanggah cucuk berisi tuak, arak, berem, toya anyar.
Upakara pada tempat pemujaan : 1 soroh suci lengkap, sarana penglukatan, daksina berisi sesari 1100.
Daksina sang ngerajah natar, uang sesarinya 125 Daksina sang ngerajah daun nagasari, uang sesarinya 100


#RSI GHANA AGUNG
Tata cara pengaturannya :
Sama dengan Rsi Ghana Madya, carunya menggunakan caru Panca Sata Ayam melayang-layang ditambahkan dengan Caru Asu Bang Bungkem yang diletakkan ditengah-tengah caru Panca Sata. 

Khusus pada caru asu bang bungkem melayang-layang harus dialasi dengan sengkwi maikuh. 
Olahan dagingnya dibuatkan urab barak-urab putih, sate lembat, sate asem, sate calon agung, dan ulam karangan. 
Pengaturan tetandingannya : 

*Sate lembat, sate asem masing-masing 
  33 biji dijadikan 33 bayuhan lalu 
  dijadikan 3 sengkwi, dilengkapi dengan 
  ulam karangan 1, calon agung sesuai 
  dengan jumlah urip pengiderannya. 
*Nasi/sega 33
*takep-takepan, 
*lis, 
*sanggahurip masing-masing Canang *brakatmanca desa, 
*rantasan 5 warna , 
*sekar/bunga 5 warna, 
*jun pere berisi toya anyar manca desa, 
*alas-alasan, 
*pasucian, 
*isuh-isuh, 
*nasi segau, 
*tepung tawar, 
*benang tetetbus, 
*rarakih masing-masing 

Pada tempat pemujaan untuk pemuput upacara : 
*suci 1 soroh, 
*penglukatan, 
*samsam, 
*bija kuning, 
*soda, 
*peras, 
*lis, 
*bebuu, 
*nasi segau, 
*tepung tawar, 
*sesarik, 
*alas-alasan, 
*benang tetebus 5 warna 
 
Upakara di sanggar tutwan : 
*daksina berisi uang sesari 5500, 
*peras , 
*sesayut,
*pengambyan, 
*prayascita luwih, 
*nasi segau, 
*tepung tawar, 
*sebuah pane anyar, 
*kukusan, 
*pangedangan, 
*sebuah sibuh pepek.

#tubaba@griya agung bangkasa#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar