Minggu, 01 Maret 2020

KEDASYATAN PUJA SURYA RADITYA PENGHALAU VIRUS CORONA

KEDASYATAN PUJA SURYA RADITYA PENGHALAU VIRUS CORONA
Oleh: I Gede Sugata Yadnya Manuaba, S.S, M.Pd

OM Adityasyà param jyoti
rakta tejo namo’stute
sweta pankaja madhyastha
bhàskaràya namo’stute

OM = aksara suci Tuhan
Aditya = Dewa Matahari (Dewa Surya)
Param = yang terutama, terindah (parama)
Jyoti = Jalan penghidupan yang tentram, bahagia dan sempurna
Rakta/rekta = merah
Tejo = sinar/cahaya
Namo = nama/gelar
Stute = memuja/memuji
Sweta = putih / bersih suci
Pankaja = sinar, cahaya/telapak (pangkaja)
Madhyastha = berdiri sebagai penengah/ditengah-tengah
Bhaskara = matahari/surya

Artinya:
Oh Hyang Widhi, Dewa Surya yang utama pemberi kebahagian dan kesempurnaan. Engkau yang bersinar merah, hamba memujaMu. Berstana ditengah-tengah dengan cahayaMu yang putih suci. Hamba memujaMu Hyang Surya.

Hyang Surya Raditya Dewa Matahari
Dalam ajaran agama Hindu, Dewa (Devanagari: देव) adalah makhluk suci, makhluk supernatural, penghuni surga, malaikat, dan manifestasi dari Brahman (Tuhan Yang Maha Esa). Dalam agama Hindu, musuh para Dewa adalah Asura. 

Kata “dewa” (deva) berasal dari kata “div” yang berarti “bersinar”. Dalam bahasa Latin “deus” berarti “dewa” dan “divus” berarti bersifat ketuhanan. Dalam bahasa Inggris istilah Dewa sama dengan “deity”, dalam bahasa Perancis “dieu” dan dalam bahasa Italia “dio”. Dalam bahasa Lithuania, kata yang sama dengan “deva” adalah “dievas”, bahasa Latvia: “dievs”, Prussia: “deiwas”.

Surya (Sanskerta: सूर्य; Surya) adalah nama dewa matahari menurut kepercayaan umat Hindu. Surya juga diadaptasi ke dalam dunia pewayangan sebagai dewa yang menguasai atau mengatur surya atau matahari, dan diberi gelar "Batara". Menurut kepercayaan Hindu, Surya mengendarai kereta yang ditarik oleh 7 kuda. Ia memeiliki kusir bernama Aruna, saudara Garuda, putra Dewi Winata.

Dewa Surya merupakan dewa matahari, ia dipuja sebagai;
#wajah agni di angkasa (Rgveda X.7.3), 
matanya Mitra dan Varuna sebagai dewanya mata (maha melihat), 
#sebagai pengukur hari (Rgveda I.50.7), 
#sebagai pencipta segalanya (Rgveda I.170.4),
#sebagai planet angkasa (Rgveda X.177.1),
#sebagai roda atau simbol perputaran waktu (Rgveda I.175.4),
#pemusnah kegelapan,
#penyembuh orang sakit, dan 
#sebagai Purohita (pendeta) bagi para dewa (Rgveda VIII.90.12).

Surya berasal dari kata svar (swah). ia juga disebut dengan Divakara (Atharvaveda IV.10.5). adapun sinar matahari itu diibaratkan kuda-Nya. ia juga dikenal sebagai Dhatr (pencipta).

"Virus corona sensitif terhadap pemanasan (Surya). Maka tidak heran kasus SARS cuma masuk satu dan tidak menyebar, karena kita punya sinar matahari (bhaskara) yang bisa menonaktifkan virus.

Sehingga kemungkinan ini yang menyebabkan virus tidak berkembang di negara khatulistiwa seperti Indonesia," kata ahli mikrobiologi FKUI dr. Fera Ibrahim, SpMK(K), MSc, PhD

Ia mengatakan virus corona dapat mengalami kelumpuhan saat berada di luar sel inang atau ketika berada di ruang terbuka. Menurutnya, virus corona bisa lumpuh jika berada di suhu 56 derejat celcius.

" Virus dengan famili corona banyak terdapat di hewan dan manusia. Namun virus itu sensitif terhadap pemanasan," dalam Seminar Awam dan Media Wabah Coronavirus di Gedung IMERI Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Salemba.

Virus ini pertama kali ditemukan pada manusia pada tahun 1960, dan hingga sekarang telah diidentifikasi tujuh human coronavirus (HCov) termasuk MERS, SARS dan nCoV. Seperti SARS dan MERS, nCoV juga berasal dari hewan.

#tubaba@sujud ring sang hyang baskara dipati#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar