Butir-Butir Pasek Mengenai Tirtha Tunggang dan Tirtha Catur Parhyangan di Pura Pundukdawa
Warga pasek di Bali harus dibiasakan untuk setiap detik dan dalam setiap tarikan napasnya ingat kepada Ida Betara Mpu Gana di Madyaning Utama Mandala dan Palinggih Padma Anglayang (luhurin akasa), Padma Tiga (Linggih Bhtara Hyang Putranjaya, Linggih Ida Bhatari Hyang Dewi Danu, Linggih Ida Bhatara Hyang Gni Jaya) di Utamaning Utama Mandala. Tidak hanya ingat ketika perlu Tirta Tunggang dan tidak eling untuk datang ke Pundukdawa saat piodalan Ida Betara. Menstanakan Tirta Tunggang haruslah didasari oleh pertimbangan sastra yang kuat serta mempertimbangkan efek kesucian dan tuah dari Tirta Tunggang tersebut jika dimohon tidak dari stananya di Pura Utamaning Utama Mandala Pundukdawa. Kesakralan Tirta Tunggang di Pura Pundukdawa harus dijaga oleh semua semeton pasek. Oleh karena Tirta Tunggang merupakan salah satu anugrah Ida Betara Luhurin Akasa, Ida Bhtara Hyang Putranjaya, Ida Bhatari Hyang Dewi Danu, Ida Bhatara Hyang Gni Jaya terhadap pratisentananya ketika menuju alam Sunya Loka. Tirta Tunggang harus dimaknai sebagai sebuah restu, pengantar dan doa dari Ida Betara Kawitan kepada atma yang sedang menjalani sakralisasi atau samkara untuk menjadi Dewa hyang, serta ketika menghadap penguasa surgawi. Tirta Tunggang merupakan “ Banyu Baga Purusa Ida Betara Luhurin Akasa, Ida Bhtara Hyang Putranjaya, Ida Bhatari Hyang Dewi Danu, Ida Bhatara Hyang Gni Jaya” yang identik dengan Lingga Yoni, salah satunya berfungsi untuk meruat semua kekotoran atma saat setelah meninggal. Begitu pula dengan keberadaan Tirtha Catur Parhyangan yang hendaknya di mohon di Madyaning Utama Mandala (Linggih Ida Mpu Gana) di Pura Catur Parhyangan Ratu Pasek di Pundukdawa Klungkung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar