Rabu, 26 Februari 2020

PANCER CARU RSI GHANA Pamarisudha Karang Kadurmangalan

PANCER CARU RSI GHANA
Pamarisudha Karang Kadurmangalan
(Salah Pati - Ulah Pati)
Nista matatakan caru ekasata (ayam brumbun), madya madasar caru panca sanak atau panca kelud dan yang utama madasar caru sane agung seperti pamalik sumpah dan lain – lain. Apapun jenisnya tapi tetandingnya sama.

Tetanding caru rsi ghana:
Nasi 9 pulung, matatakan don naga sari marajah dasaaksara diletakkan menurut pangidernya. Setiap nasi brisikan bunga teratai dan ditengahnya diberikan kober ganapati dengan rangkaian rerajahannya dengan dasar bendera kain putih. Bang-bang di tengah caru berisikan tepung putih yang juga merajah dasaksara menurut letaknya. Di carune diisi kewangen 11 buah dengan letaknya sedemikian rupa mengikuti arah mata angin. Maulam itik guling, jeroannya diolah dan dibagi 9 tanding mawarna dan diletakkan menurut pangideran. Dan ingat tatakan (dasar) caru berisi rerajahan aksara juga.

Setelah carunya selesai dipuput oleh sang sadaka, caru tersebut semua dikubur dengan diatasnya ditutupu “pane” yang juga sudah dirajah. Dan lubang tempat menanampun dirajah juga.

Adapun cara mengolah jeroan itik putih tersebut adalah: kumpulkan betukanya (lambung), nyali (empedu), ati, papusuhan (jantung), basing wayah (usus), paparu, ungsilan (ginjal), limpa. Dibungkus dan di masak “tambus” dan setelah itu haluskan, gunakan jadikan lawar menjadi 9 tanding yang kesemuanya ikut pangideran.

Untuk rerajahan mulai dari aled caru (dasar), rurub caru (selimut penutup), dan rerajah lainnya termasuk kober bisa di mohOnkan “tunasin” di ida pandita sulinggih.

Tahap Tetandingan Caru Eka Sata banten tambahan :

Segehan cacahan

Sejumlah urip dan warna pengideran, dengan menggunakan alas taledan, dilengkapi ulam bawang jahe dan garam serta adeng, diatasnya dilengkapi canang genten.

Cau danan

Bentuk jejahitannya seperti kapu-kapu, dibuat bergandengan sejumlah urip pengiderannya, masing-masing berisi nasi sesuai warna arah, dilengkapi dengan kacang-saur dengan sebuah sampyan plaus.

Tulung sangkur

Alasnya ceper berisi tulung sangkur sejumlah urip pengiderannya, berisi nasi warna sesuai arah, dilengkapi dengan kacang-sauh, dilengkapi sampyan plaus

Api takep / Takep-takepan

Takep-takepan berisi tatukon (base tampelan, beras, benang, uang kepeng) sejumlah urip pengiderannya

Kalakat

Anyaman bambu berbentuk bujursangkar sebagi alas layang-layang hewan korban, kalau bisa menggunakan klakat sudamala.

Daun talujungan

Ujung daun pisang yang digunakan pada sanggah cucuk, dan sebuah lagi diatas kelakat sebagai alas layang-layang

Sebuah kwangen

Yang berisi uang kepeng sesuai dengan jumlah urip pengiderannya

Sanggah pesaksi Sanggah Surya)

Dihias dengan tikar, candiga, gantung-gantungan serta diisi beberapa banten

Sanggah cucuk

Dihias dengan janur pada pinggirnya secara berkeliling, lalu lamak, daun talunjungan, gantung-gantungan

Sengkwi

Dianyam sejumlah urip pengiderannya, dipakai sebagai alas caru

Kain berwarna

Warnanya sesui dengan pengiderannya, diletakkan diatas sanggah cucuk

Tetimpug

Terdiri atas 3 ruas bambu utuh lalu diikat menjadi satu, yang diletakkan nantinya diatas dapur darurat (3 buah bata tersusun) lalu dibakar agar mengeluarkan suara letusan 3 kali


Sapu / sampat

Sebagai alat pembersih. salah satu sampat yang dikenal di kalangan balian adalah "sampat Rudra Murti". Benda ini kelihatan sederhana, tetapi memiliki kekuatan gaib yang dashyat. Jarang orang yang memperhatikan dan menggunakan benda ini. Benda ini terbuat dari lidi/urat batang daun aren.
cara membuatnya: lidi/urat daun aren tersebut sebagai sapu khusus, dan diikat dengan benang tridatu (putih, merah dan hitam).
Caranya dengan mengambil daun aren pada hari Kajeng Kliwon Uwudan, pada pohonnya dengan menghaturkan canang atau banten pejati, dimohonkan kepada Dewa penguasa tumbuhan, kemudian diambil semua lidi/urat daunnya dan dibentuk menjadi sapu. Kemudian dimohonkan pasupati kepada Dewa Siwa, yaitu pada hari Purnama. Kegunaannya adalah untuk menjaga bayi yang baru terlahir sampai umur 1 oton, dari gangguan ilmu hitam, menghindari serangan/gangguan binatang (tikus, ular, kelabang, kalajengking, dsb) dan jika dipakai memukul orang yang menguasai ilmu hitam, niscaya ilmunya akan hilang musnah dan orang tersebut akan menderita lahir bathin, hal ini dilakukan jika anda diganggu dan diserang oleh orang berilmu hitam. Bisa dibawa pada malam hari untuk menjaga diri dari serangan ilmu hitam dan juga makhluk halus.

Tulud
Sebagai alat untuk mendorong-dorong sisa sampah

#tubaba@pancer caru rsi gana alit#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar