Jangan Takut Beryadnya Di Era Industrialisasi.
Pengaruh modernisasi di era globalisasi, secara simultan turut mendistorsi segala tatanan mapan yang di waktu lalu sudah berjalan secara ideal-konseptual, namun kini bergerak cepat dan cenderung berkembang ke arah situasional-kontekstual. Kondisi ini akhirnya menampakkan wujudnya, ketika umat Hindu melaksanakan kewajiban beragama, terutama dalam bentuk ritual,
tak dapat dihindari telah disusupi pengaruh gaya hidup kontemporer yang lebih mementingkan penampilan fisikal/personal dan sajian material, daripada peningkatan rohani guna mencapai
kesadaran spiritual. Sehingga aktivitas ritual tampak sebagai media artikulasi reproduksi identitas, dan belum mengarah pada obsesi penguatan religiositas.
Oleh sebab itu ambil tingkatan upacara yang paling sederhana pasti patut dan puput taler puput punik anggen patut, salam rahayu.
Tanpa berpretensi memarginalkan praktik ritual yadnya, karena sudah merupakan
kewajiban (swadharma), dan semata-mata untuk tujuan umpower (perberdayaan), maka ke depan bentuk dan jenis-jenis ritual yadnya dapat dijadikan inspirasi untuk menstimulus kesadaran diri (self-conscious) agar lebih memaknai simbol-simbol yadnya dalam konteks pengembangan dengan melaksanakan “bentuk-bentuk lain” yadnya itu sendiri agar semakin bermakna, mengena, dan tentunya berguna bagi semuanya, terutama bagi manusia dan lingkungan (sosial dan alam). Sehingga aktivitas
ritual sebagai obsesi membangun spiritualitas atau menguatkan religiositas dapat tercapai, mengalahkan hasrat menjadikannya sebagai media artikulasi reproduksi identitas, dalam segala bentuknya seperti pencitraan, gengsi,
atau gaya hidup kekinian yang serba duniawi dapat direduksi atau dieliminasi.
#tubaba@meyadnya pastika patut miwah puput//puput punika anggen patut//boya ulah patut, ulah puput#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar