Selasa, 18 Februari 2020

PAHALA BERBHAKTI KEPADA LELUHUR DALAM WUJUD ARCA SEBAGAI BENTUK NYASA RUPA

PAHALA BERBHAKTI KEPADA LELUHUR DALAM WUJUD ARCA SEBAGAI BENTUK NYASA RUPA
Dalam kalangan masyarakat Hindu khususnya di Bali, sangat kental akan tradisi untuk selalu berbakti kepada Leluhur.  Leluhur atau dihitung dari Ayah dan Ibu keatas seperti Kakek, nenek, kumpi dan seterusnya (sang catur dasa pitara) haruslah dihormati dan suatu kewajiban bagi kita untuk selalu berbhakti kepada mereka.

Dalam Kitab Taittriya Upanisad dikatakan sebagai berikut :

Pitri Deva Bhava, Matri Deva Bhava

Artinya : Ayah dan Ibu ibarat perwujudan Dewa dalam keluarga.

Dari sebelum kita lahir kita sudah diupacarai kemudian setelah lahir, beranjak remaja hingga akhirnya menikah juga diupacarai. Mereka sangat berperan dalam kehidupan kita. Itulah mengapa dikatakan mulai dari Orang Tua hingga keatasnya wajib untuk kita selalu berbhakti baik ketika masih hidup ataupun sudah wafat.

Dalam Kitab Sarasamuccaya, disebutkan ada empat pahala bagi mereka yang berbhakti kepada leluhur, yaitu sebagai berikut :

1. Kirti, “kirti ngaran paleman ring hayu” artinya selalu dipuji dan didoakan untuk mendapatkan kerahayuan.

2. Ayusa, “ayusa ngaraning urip” artinya berumur panjang atau dapat dikatakan senantiasa akan selalu dalam keadaan sehat.

3. Bhala, “bhala ngaraning kesakten’ artinya sakti atau kesaktian. Sakti disini ialah dalam arti kita akan menjadi pribadi yang kuat mental / tangguh dalam menjalani hidup.

4. Yasa, Jasa akan selalu meninggalkan yang baik.  Bagi mereka yang berbhakti kepada leluhur maka akan meninggalkan jasa-jasa baik kepada keturunannya maupun masyarakat luas.

Dari keempat pahala diatas yang telah disebutkan dapat disimpulkan berbhakti kepada Leluhur adalah suatu hal yang baik. Melaksanakan atau menjalani hal yang baik maka kita pun akan mendapatkan hal yang baik. Karena hidup kita didasari oleh Karma.

Berbhakti kepada leluhur dalam rangka berbhakti kepada Tuhan sangat dianjurkan dalam kehidupan beragama Hindu. 
Dalam Mantra Rgveda X.15 1 s.d. 12 dijelaskan tentang pemujaan leluhur untuk memperkuat pemujaan kepada Tuhan.

Dalam Bhagawad Gita diajarkan kalau hanya berbhakti pada bhuta akan sampai pada bhuta. Jika hanya kepada leluhur akan sampai pada leluhur, kalau berbhakti kepada Dewa akan sampai pada Dewa. Karena itu, berbhakti kepada bhuta, pitra dan dewa dalam rangka berbhakti kepada Tuhan.

Dalam Manawa Dharmasastra ada sloka yang menyatakan, bakti kepada leluhur mendahului berbhakti kepada Tuhan. Karena bhakti sebelumnya akan memperkuat bhakti selanjutnya. Jika diambil contoh misalnya, ketika ada seorang anak yang begitu berbhakti kepada orang tuanya maka tentu si anak akan menjadi lebih berbhakti kepada Tuhan yang telah menciptkan orang tuanya.

Jadi menurut titiang berbhakti (pemujaan) kepada Leluhur dalam wujud archa Ida Bhatara Sinuhun di Pura Kahyangan Dharma Smrti bukanlah disamakan dengan menduakan Tuhan akan tetapi sebaliknya yaitu bertujuan untuk memperkuat pemujaan kepada Tuhan.  Maka harus diingat bhakti kepada Tuhanlah bhakti yang tertinggi.

#tubaba@archa sebagai nyasa rupa#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar