Kamis, 06 Februari 2020

Alam sudah menyediakan segala kebutuhan kita

Alam sudah menyediakan segala kebutuhan kita, maka sayangilah alam untuk kelangsungan kehidupan kini dan nanti. 
Ajeg Bali Majalaran Antuk Tri Hita Karana.
Tri Hita Karana berasal dari kata “Tri” yang berarti tiga, “Hita” yang berarti kebahagiaan dan “Karana” yang berarti penyebab. Dengan demikian Tri Hita Karana berarti “Tiga penyebab terciptanya kebahagiaan”.

Konsep kosmologi Tri Hita Karana merupakan falsafah hidup tangguh. Falsafah tersebut memiliki konsep yang dapat melestarikan keaneka ragaman budaya dan lingkungan di tengah hantaman globalisasi dan homogenisasi. Pada dasarnya hakikat ajaran tri hita karana menekankan tiga hubungan manusia dalam kehidupan di dunia ini. Ketiga hubungan itu meliputi hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan alam sekitar, dan hubungan dengan ke Tuhan yang saling terkait satu sama lain. Setiap hubungan memiliki pedoman hidup menghargai sesama aspek sekelilingnya. Prinsip pelaksanaannya harus seimbang, selaras antara satu dan lainnya. Apabila keseimbangan tercapai, manusia akan hidup dengan menghindari daripada segala tindakan buruk. Hidupnya akan seimbang, tenteram, dan damai.

Hakikat mendasar Tri Hita Karana mengandung pengertian tiga penyebab kesejahteraan itu bersumber pada keharmonisan hubungan antara Manusia dengan Tuhan nya, Manusia dengan alam lingkungannya, dan Manusia dengan sesamanya. Dengan menerapkan falsafah tersebut diharapkan dapat menggantikan pandangan hidup modern yang lebih mengedepankan individualisme dan materialisme. Membudayakan Tri Hita Karana akan dapat memupus pandangan yang mendorong konsumerisme, pertikaian dan gejolak.

Tri Hita Karana yang merupakan sebuah konsep yang jenius bagi masyarakat Bali dalam menjalani proses kehidupannya, ajaran ini sudah menjadi filosofi hidup yang mengendap di masing-masing masyarakatnya.dalam upaya melestarikan lingkungan bagian dari Tri Hita Karana memiliki peran masing-masing .

Hubungan yang harmonis manusia dengan Tuhan diwujudkan dengan jalan Bakti kepada Tuhan. Dengan memuja dan menyembah Tuhan manusia merasakan sebuah ketenangan dan kenyamanan mental, agama sebagai pedoman dalam pemujaan terhadap Tuhan bukan hanya mengajarkan bagaimana manusia berhubungan denganNya tapi juga mengajarkan manusia untuk selalu menjaga lingkungan tempat manusia menjalani proses kehidupan yang merupakan ciptaan Tuhan. Ini diibuktikan dari lima dasar pengorbanan agama Hindu (Panca Yajna) yang salah satunya adalah Bhuta Yajna. Dalam Isa Upanisad menyatakan “segala sesuatu di dunia ini adlah kepunyaan Brahman,oleh karena itu ambilah apa yang kamu butuhkan dan janganpernah mengambil yang lainnya atas milik siapa semua ini” dalam sloka ini menekankan agar manusia tidak bersifat konsumtif pragmatis karena dengan jalan mengonsumsi secara melebihi kebutuhannya, melainkan mampu mentransformasikan manusia untuk berjalan selaras dengan alam.

Hubungan yang harmonis antara sesama manusia membawa manusia kearah kerukunan. Dimana manusia akan saling menghormati saling toleransi, serta menghargai .dari sudut penyelamatan terhadap alam hubungan antar manusia diaplikasikan dengan menghargai dan menghormati aturan yang dibuat pemerintah tentang upaya kelestarian lingkungan.

Veda Smrti .V.46menyatakan bahwa “ia yang tidak menyebabkan penderitaan dalam belenggu apapun, atau kematian mahluk hidup.tetapi mengingikan keselamatan pada semua mahluk itu , ia yang mendapatkan kebahagiaan tanpa akhir”

#tubaba@sih sesamanta jana ikang rat buwana#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar